CONTOH SOP PEMBORAN DANGKAL BATUBARA DAN DIAGRAM ALIR PEMBORAN
Standart Operational Procedure
PEMBORAN DANGKAL
OPERASIONAL
PEMBORAN
1.
Penentuan
lokasi bor.
2.
Pembuatan
jalan menuju lokasi bor.
3.
Pembuatan
lokasi bor.
4.
Moving
mesin bor dan peralatan yang menunjang pemboran.
5.
Seting
mesin bor dan peralatan yang menunjang pemboran.
6.
Surat
tugas mulai pemboran pada lokasi tersebut.
7.
Pelaksanaan
pemboran, meliputi :
- Lakukan pemboran
non coring dari kedalaman awal sampai dengan estimasi kedalaman roof
batubara atau sampai ketemu tanda – tanda batubara (sesuai intruksi dari
pengawas perusahaan). Menggunakan mata bor ukuran HQ, jika estimasi roof
batubara < 30 meter. Untuk estimasi roof batubara > 30 s/d < 50
meter menggunakan mata bor ukuran NQ.
- Ukur dan catat
kedalaman pemboran sebelum dilakukan coring pada buku catatan harian.
- Lakukan pemboran
coring dari estimasi kedalaman roof batubara atau dari diketemukannya
tanda – tanda batubara (sesuai intruksi dari pengawas perusahaan).
Menggunakan mata bor Diamond Core type Surface Set untuk lapisan batubara,
lapisan batuan/lithologi lain mata bor yang digunakan dapat disesuaikan.
Jenis tabung core barel adalah Triple Tube, panjang 1.5 meter.
- Lakukan
pemotongan dan pengangkatan core sampel jika tabung core barel sudah penuh
atau terjadi sesuatu yang mengharuskan core sampel untuk dipotong dan
diangkat sebelum tabung core sampel penuh (keputusan operator
bor/driller).
- Ukur dan catat
kedalaman pemboran pemotongan dan pengangkatan core sampel pada buku
catatan harian.
- Ukur dan catat
kemajuan kedalaman coring pada buku catatan harian.
- Keluarkan core
sampel bersama tabung split dengan cara disemprot menggunakan air.
Dilarang mengeluarkan core sampel dan tabung split dengan cara dipukul –
pukul atau dengan cara lain yang dapat membahayakan kondisi core sampel
dalam keadaan utuh dan baik.
- Ukur dan catat
panjang core sampel yang didapat sebelum ditaruh/diletakan pada core box.
- Letakkan/taruh
dan susun core sampel pada core box sesuai petunjuk mengenai perlakuan dan
perawatan core sampel.
- Lakukan pemboran
coring sampai lapisan batubara terambil semua atau sampai dengan intruksi
dari pengawas perusahaan.
- Pemboran
distop/dihentikan sesuai dengan intruksi pengawas perusahaan (Geologist
Well Site atau yang ditunjuk).
- Lokasi yang yang
sudah dibor diberi tanda berupa patok, ukuran patok disesuaikan dengan diameter
lubang bor. Tulis kode lokasi dan total kedalaman bor sesuai dengan
petunjuk.
PERLAKUAN DAN PERAWATAN
CONTO BATUBARA HASIL PENGINTIAN
1.
Core
sampel yang berada dalam tabung core barel dikeluarkan bersama – sama dengan
tabung split.
2.
Panjang
core sampel langsung diukur untuk mengetahui recovery core sampel.
Recovery
core sampel =
(Panjang
core sampel yg didapat/ Panjang coring yg dilakukan) X 100 %
Core sampel yang
sudah dikeluarkan kemudian diletakkan pada core box (kotak core). Core box
dibuat sesuai dengan ukuran core sampel, panjang 1 meter lebar disuaikan. Satu
core box dibuat untuk total kedalaman 5 meter.
3.
Penyusunan
core sampel dimulai dari ujung pojok kiri (top/roof) dan seterusnya menyambung
dari top/roof sampai bottom/floor.
4.
Core
box diberi tanda atau kode nomor lokasi bor, interval kedalaman bor dan nomor
box.
5.
Kondisi
core sampel maupun core box harus dalam keadaan aman.
PERLAKUAN CUTTING SAMPEL
1.
Cutting
sampel diambil dari gerusan (cutting) hasil pemboran.
2.
Cutting
sampel diambil tiap 0.50 meter (dan/atau tiap perubahan formasi lithology), dan
dimasukkan dalam plastik sampel.
3.
Tiap
plastik sampel diberi kode lokasi bor dan interval kedalaman bor.
4.
Dan
diletakkan pada tempat yang bersih, aman, rapi atau diletakkan pada tempat yang
telah disediakan.
5.
Peletakannya
disusun berurutan dari kedalaman top sampai kedalaman bottom.
PENGISIAN BUKU DESKRIPSI PT BERAU COAL
1.
Tulis
lokasi pemboran berada (Location
: …..)
2.
Tulis
kode nomor lokasi bor (Hole
no. : …..)
3.
Tulis
elevasi bor setelah disurvey (Elevation
: …..)
4.
Tulis
media pemboran, memakai air, polimer, atau memakai bahan lain yang sejenis
(Drilling
Medium : …..)
5.
Tulis
tanggal dilakukan deskripsi (Date
: …..)
6.
Tulis
tanggal dimulai pemboran (Date
Started : …..)
7.
Tulis
tanggal selesai pemboran (Date
Finished : …..)
8.
Tulis
total kedalaman setelah selesai pemboran (To
: …..)
9.
Tulis
nama operator mesin bor (Driller
: …..)
10.
Tulis
nama yang melakukan deskripsi (Described
by : …..)
11.
Tulis
keterangan yang berhubungan dengan keadaan berlangsungnya kegiatan pemboran (Note
: …..)
misal :
-
Target
seam yang dicari
-
Waktu
dimulainya pemboran
-
Waktu
diselesaikannya pemboran
-
Interval
non coring
-
Interval
coring
-
Pada
kedalaman tertentu terjadi water loss atau terjadi formasi ambrukan/runtuhan
-
Dll
12.
Tulis
interval kedalaman lithologi
13.
Tulis
deskripsi/pemerian lithologi dari cutting sample maupun core sample
Pemerian batubara yang perlu
diperhatikan adalah :
- Warna
(color),
adalah warna yang terlihat dipermukaan dengan mata telanjang.
- Gores
(streak),
adalah warna dari batubara yang telah digores menjadi serbuk.
- Tingkat
kelapukan,
- Pecahan
(fracture),
istilah yang dipakai even, uneven,
conchoidal, sub conchoidal, flat.
- Kilap
(luster/bright),
istilah ini dinyatakan dalam prosentase, misal : bright 60%
Pemerian yang perlu
diperhatikan adalah :
- Warna
(color)
lithologi
- Besar
butir (grain size), adalah ukuran (diameter dari fragmen batuan). Skala
pembatasan yang dipakai adalah “Skala Wentworth”.
- Pemilahan
(sorting),
adalah tingkat keseragaman besar butir. Istilah – istilah yang dipakai
adalah terpilah baik (butir –
butir sama besar), terpilah sedang
dan terpilah buruk.
- Kebulatan
(roundness),
adalah tingkat kelengkungan dari setiap fragmen butiran. Istilah – istilah
yang dipakai adalah :
- wellrounded (membundar baik)
- rounded (membundar)
- sub rounded (membundar tanggung)
- angular (menyudut0
- sub angular (menyudut tanggung)
e.
Kemas (fabric), adalah sifat
hubungan antar butir, kesatuannya di dalam satu massa dasar atau di antara
semennya. Istilah kemas terbuka digunakan
untuk butiran yang tidak saling bersentuhan, dan kemas tertutup untuk butiran yang saling bersentuhan.
- Porositas, adalah
perbandingan antara jumlah volume rongga dan volume keseluruhan dari satu
batuan. Dalam hal ini dapat dipakai istilah – istilah yang kualitatif yang
merupakan fungsi daya serap batuan terhadap cairan, yaitu porositas sangat baik (very good), baik (good),
sedang (fair), buruk (poor) diuji dengan meneteskan cairan.
- Semen
dan Massa Dasar (matrix)
Semen
adalah bahan yang mengikat butiran. Semen terbentuk pada saat pembentukan
batuan, dapat berupa silika, karbonat,
oksida besi atau mineral lempung. Massa dasar (matrix) adalah massa dimana
butiran/fragmen berada dalam satu kesatuan. Massa dasar terbentuk bersama
fragmen pada saat sedimentasi, dapat berupa bahan semen atau butiran yang lebih
halus.
- Struktur
Sedimen
Struktur
sedimen termasuk ke dalam struktur primer,
yaitu struktur yang terbentuk pada saat pembentukan batuan (pada saat
sedimentasi). Beberapa struktur sedimen hanya dapat diamati pada satu atau
beberapa satuan perlapisan. Perlapisan dapat ditunjukkan oleh perbedaan besar
butir atau warna dari bahan penyusunannya. Perlapisan beragam dari yang tipis
(laminasi) sampai tebal.
Perlapisan
bersusun (graded bedding)
Merupakan susunan perlapisan dari butir yang kasar berangsur menjadi
halus pada satuan perlapisan. Struktur ini dapat dipakai sebagai petunjuk,
umumnya butir yang kasar merupakan bagian yang bawah (bottom/floor) dari
lapisan yang halus bagian atas (top/roof).
Perlapisan
berselang (cross bedding)
Merupakan bentuk lapisan yang terpotong pada bagian atasnya oleh lapisan
berikutnya yang berlainan sudutnya. Terutama terdapat pada batupasir.
Gelembur
gelombang (current ripple)
Bentuk perlapisan
bergelombang, seperti berkerut dalam satu lapisan.
14.
Gambar
simbol lithologi dan simbol core loss (apabila ada yang loss)
15.
Tulis
tiap kemajuan coring, meliputi :
-
Interval
coring
-
Panjang
coring yang dilakukan
-
Panjang
core yang didapat
- Prosentase
core yg didapat =
(Panjang core yg didapat / Panjang coring yg dilakukan) x
100 %
-
Prosentase total core tidak hancur
=
(Panjang
total core > atau = 0.10 m/ Panjang core yg didapat) x 100 %
PENGAMBILAN DAN PERLAKUAN CORE SAMPEL
1.
Lakukan
deskripsi/pemerian sampel secara megaskopis dengan teliti dan benar.
2.
Tentukan
bagian roof dan bagian floor.
3.
Pastikan
dengan teliti dan benar, ada parting atau tidak, ada yang loss atau tidak
sebagai pertimbangan untuk menentukan panjang pembagian sampel (ply by ply)
yang akan diambil.
4.
Tentukan
batas panjang bagian sampel (ply) dan jumlah sampel yang akan diambil.
5.
Tulis
interval sampel pada buku deskripsi.
6.
Tulis
nomor sampel, nomor kode lokasi bor, lokasi pengambilan sampel, interval
sampel, tebal sampel, nomor bag (plastik sampel) berapa dari total bag berapa,
tulis remarks (misal : sampel lapuk, parting ikut disampel, interval loss
sampel) pada kartu sampel.
7.
Siapkan
plastik sampel dan tulis nomor kode lokasi bor dan nomor sampel, interval
sampel, tebal sampel, nomor bag berapa dari bag berapa.
8.
Ambil
dan masukkan sampel pada plastik sampel, bagian per bagian sesuai dengan nomor
bagian (ply). Sampel tidak boleh terkontaminasi dengan kotoran atau sampel
lain.
9.
Masukkan
kartu sampel pada plastik sesuai dengan nomor sampel. Kartu sampel tidak boleh
kontak langsung dengan sampel (kartu sampel dilapisi plastik supaya tidak
tembus uap air atau rusak).
10.
Ikat
plastik sampel dengan kuat dan benar sesuai petunjuk, menggunakan tali yang
sudah disediakan.
11.
Masing
– masing plastik sampel (bag) dijadikan satu sesuai dengan nomor lokasi bor
atau sesuai dengan satu lapisan dan diikat dengan kuat dan benar supaya tidak
berhamburan atau tercecer dan memudahkan untuk pengecekan ulang.
12.
Sampel
langsung dibawa ke camp atau tempat yang sudah disediakan sebelum dibawa ke
laboratorium. Jika lokasi dekat dengan laboratorium sampel dapat langsung
dibawa ke lab.
13.
Dari
tempat lokasi pengambilan sampel sampai dengan laboratorium, sampel tidak boleh
kehujanan atau rusak karena dapat mengurangi keakurasi hasil analisa.