GEOLOGI DASAR 12 PENGENALAN PETA GEOLOGI

PENGENALAN PETA GEOLOGI

 

Peta Geologi adalah suatu peta yang menampilkan penyebaran dan susunan seluruh lapisan-lapisan batuan sedimen dan kontaknya dengan batuan beku, batuan metamorf, serta struktur geologi dari suatu daerah dengan perantaraan warna dan simbol-simbol geologi. Peta geologi dibuat pertama kali oleh seorang Insinyur Sipil dari Inggris bernama William Smith.

Peta geologi dapat memberikan informasi :

1.     Jenis batuan dan susunan stratigrafi.

2.     Ketebalan batuan sedimen

3.     Sejarah geologi

4.     Struktur geologi

5.     Bentuk bentangalam dan proses pembentukkannya

6.     Mineral ekonomis dan bahan galian, DLL.

Pembuatan peta geologi dilakukan secara langsung yaitu dengan melakukan pemetaan dan penelitian geologi di lapangan, atau dibuat secara tidak langsung yaitu dengan analisis dan interpretasi data-data dari peta Topografi dan Penginderaan Jarak Jauh (Remote Sensing) dengan menggunakan Foto Udara (Air Photo) dan Citra Landsat (Landsat Image). Penarikan batas peta berdasarkan suatu asumsi, bahwa batas antara macam batuan sebagai bidang yang rata.

Rangkaian penelitian dan pembuatan peta geologi suatu daerah atau lebih dikenal dengan pemetaan geologi meliputi :

Ø Studi Literatur

Ø Studi Topografi

Ø Studi Analisis Citra Penginderaan Jarak Jauh (Remote Sensing), yang meliputi :

-         Analisis Foto Udara

-         Analisis Citra Landsat (Landsat Image)

Ø Penelitian Lapangan yang meliputi :     

-         Pencatatan data/perekaman gejala geologi

-         Pengambilan contoh batuan

Ø Analisis Laboratorium (batuan dan Fosil)

Ø Analisis Struktur Geologi dan Studio

Ø Penyusunan Laporan.

          Peta merupakan gambaran dua dimensi dari suatu obyek yang dilihat dari atas yang ukurannya direduksi. Hakekat dari interpretasi peta topografi adalah sebagai pelengkap ilmu geologi dengan latihan teknik penafsiran geologi melalui peta topografi.

Pengertian dari peta topografi adalah peta yang menggambarkan bentuk penyebaran dan ukuran dari roman muka bumi yang kurang lebih sesuai dengan daerah yang sebenarnya.

Unsur-unsur yang penting terdapat dalam suatu peta topografi meliputi :

 

1.  Relief

Adalah beda tinggi suatu tempat atau gambaran kenampakan tinggi rendah suatu daerah serta curam landainya sisi-sisi perbukitan. Jadi menunjukkan perbedaan tinggi rendahnya permukaan bumi.

Sebagai contoh :        - bukit                  - lembah

                        - daratan               - lereng

                        - pegunungan

Relief terjadi antara lain karena perbedaan resistensi antara batuan terhadap proses erosi dan pelapukan (eksogen) juga dipengaruhi gejala-gejala asal dalam (endogen) perlipatan, patahan, kegiatan gunung api dan sebagainya. Dalam peta topografi penggambaran relief dengan :

a.   Garis hachures

Yaitu garis-garis lurus yang ditarik dari titik tertinggi ke arah titik yang lebih rendah disekitarnya dan ditarik searah dengan lereng. Semakin curam lerengnya maka semakin rapat pula garisnya sebaliknya garis akan renggang jika reliefnya landai.

b.           Shading (bayangan)

Bayangan matahari terhadap earth feature dan biasanya dikombinasi dengan peta kontur. Pada daerah yang curam akan memberikan bayangan gelap sebaliknya daerah yang lancai berwarna cerah.

c.    Tinting (pewarnaan)

Warna-warna tertentu. Semakin tinggi reliefnya warna akan semakin gelap.

d.    Kontur

Yaitu dengan cara menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama. Peta ini paling penting untuk geologi karena sifatnya kualitatif dan kuantitatif.

Kualitatif : hanya menunjukkan pola dan penyebarannya bentuk-bentuk roman muka bumi.

Kuantitatif : selain menunjukkan pola dan penyebaran bisa juga mengetahui ukuran baik secara horisontal maupun vertikal sehingga jelas gambaran tiga dimensinya.

 

2.       Drainage

Drainage pattern/pola pengaliran atau pola penyaluran adalah segala macam bentuk-bentuk yang hubungannya dengan penyaluran air baik di permukaan maupun di bawah permukaan bumi. Sebagai contoh sungai-sungai, danau atau laut dan sebagainya. Sungai-sungai itu sendiri dipermukaan bumi ada yang terpolakan dan tidak terpolakan. Hal ini tergantung dari batuan dasar yang dilaluinya.

Dalam hal ini pola/pattern didefinisikan sebagai suatu keseragaman di dalam :

-         bentuk (shape)

-         ukuran (size)

-         penyebarannya/distrubusi 

 

Hubungan antar relief, batuan, struktur geologi dan drainage dalam macam-macam pola penyaluran :

a.   Dendritik

Mencerminkan sedimen yang horisontal atau miring, resistensi batuan seragam, kemiringan lereng secara regional kecil. Bentuk pola penyaluran seperti pohon. Contohnya pada daerah dengan sedimen lepas, daratan banjir, delta, rawa, pasang surut, kipas-kipas alluvial, dll.

b.           Parallel

Umumnya mencirikan kemiringan lereng yang sedang-curam tetapi juga didapatkan pada daerah-daerah dengan morfologi yang parallel dan memanjang. Contohnya pada lereng-lereng gunung api. Biasanya akan berkembang menjadi pola dendritik atau trellis.

c.    Trellis

Terdapat pada daerah dengan batuan sedimen yang terlipat, gunung api, daerah dengan rekahan parallel. Contohnya pada perlipatan menujam, patahan parallel, homoklin dan sebagainya.

d.           Rectangular

Mengikuti kekar-kekar dan patahan.

e.            Radial

Mencerminkan gunung api kubah (dome). Terdapat pula pola yang sentripetal (kebalikan dari radial).

 

f.            Annular

Mencerminkan struktur kubah yang telah mengalami erosi bagian puncaknya.

Dari contoh-contoh pola pengaliran tersebut merupakan pola dasar penyaluran yang sangat membantu untuk penafsiran suatu struktur geologi.

 

3.       Culture

Yaitu segala bentuk hasil budi daya manusia. Misalnya perkampungan, jalan, persawahan dan sebagainya. Culture membantu geologi dalam penentuan lokasi.

Pada umumnya pada peta topografi, relief akan digambarkan dengan warna coklat, drainage dengan warna biru dan culture dengan warna hitam.  

4.  Kelengkapan Peta Topografi

Pada peta topografi yang baik harus terdapat unsur/keterangan yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan penelitian atau kemiliteran, yaitu :

a.    Skala

Merupakan perbandingan jarak horisontal sebenarnya dengan jarak pada peta. Perlu diketahui bahwa jarak yang diukur pada peta adalah menunjukkan jarak-jarak horisontal. Ada 3 macam skala yang biasa dipakai dalam peta topografi.

1.       Representative Fraction Scale (Skala R.F.)

Ditunjukkan dengan bilangan pecahan. Contohnya 1 : 10.000. Artinya 1 cm di dalam peta sama dengan 10.000 cm di lapangan (sama dengan 100 meter di lapangan). Kelemahan dari skala ini bila peta mengalami pemuaian/penciutan maka skala tidak berlaku lagi.

2.       Graphic Scale

Yaitu perbandingan jarak horisontal sesungguhnya dengan jarak dalam peta, yang ditunjukkan dengan sepotong garis.

3.  Verbal Scale

Dinyatakan dengan ukuran panjang. Contohnya 1 cm = 10 km atau 1 cm = 5 km.

Skala ini hampir sama dengan skala R.F.

Dari ketiga macam skala tersebut di atas, yang umum/paling banyak digunakan dalam peta geologi atau topografi adalah kombinasi skala grafis dan skala R.F.

b.   Arah Utara Peta

Salah satu kelengkapan peta yang tidak kalah penting adalah arah utara, karena tiap peta yang dapat digunakan dengan baik haruslah diketahui arah utaranya. Arah utara ini berguna untuk penyesuaian antara arah utara peta dengan arah utara jarum kompas.

Ada 3 macam arah utara jarum kompas, yaitu :

1.         Arah Utara Magnetik (Magnetic North = MN)

2.         Grid North

3.         True North

c.  Legenda

Pada peta topografi banyak digunakan tanda untuk mewakili bermacam-macam keadaan yang ada di lapangan dan biasanya terletak di bagian bawah dari peta.

d.  Judul Peta

Judul peta merupakan nama daerah yang tercantum dalam peta dan berguna untuk pencarian peta bila suatu waktu diperlukan.

e.            Converage Diagram

Maksudnya peta tersebut dibuat dengan cara atau metoda yang bagaimana, hal ini untuk dapat memperkirakan sampai sejauh mana kebaikan/ketelitian peta, misalnya :

-         Dibuat berdasarkan foto udara

-         Dibuat berdasarkan pengukuran di lapangan

f.   Indeks Administrasi

Pembagian daerah berdasarkan hukum pemerintahan, hal ini penting untuk memudahkan pengurusan surat izin untuk melakukan atau mengadakan penelitian/pemetaan.

g.  Index of Adjoining Sheet

Menunjukkan kedudukan peta yang bersangkutan terhadap lembar-lembar peta disekitarnya.

h.  Edisi Peta

Dapat dipakai untuk mengetahui mutu daripada peta atau mengetahui kapan peta tersebut dicetak atau dibuat.

 

 

Peta topografi dengan garis kontur

Untuk memahami peta kontur perlu dipelajari terlebih dahulu tentang garis kontur beserta sifat-sifatnya yang antara lain adalah sebagai berikut :

1.  Garis Kontur

Adalah merupakan garis-garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama, yang diukur dari suatu bidang pembanding. Bidang ini biasanya diambil dari permukaan air laut rata-rata.

2.       Interval Kontur

Jarak vertikal antara garis kontur satu dengan garis kontur lainnya yang berurutan.

3.  Indeks Kontur

Garis kontur yang dicetak tebal pada peta, yang mana merupakan kelipatan tertentu dari beberapa garis kontur (kelipatan lima atau sepuluh).

4.  Kontur Setengah

Garis kontur yang harga ketinggiannya adalah setengah interval kontur. Biasanya digambar dengan garis putus-putus.

 

Penentuan interval kontur.

Biasanya interval kontur pada peta tergantung dari :

a.        Skala peta

b.        Relief dari daerah yang bersangkutan

c.         Tujuan dari peta, apakah untuk pekerjaan geologi umum maupun geologi teknik atau untuk kepentingan militer. Jika tidak ada hal-hal khusus atau dalam keadaan umum, maka interval kontur dapat ditentukan sebagai berikut :

IK (Interval Kontur) = skala peta  X  1/2000

Misalnya skala peta 1 : 50.000

IK = 50.000  X  1/2000   = 25 meter

 

Sifat-sifat garis kontur :

1.     Garis tidak bisa saling berpotongan kecuali dalam keadaan yang ekstrim, dimana topografi berupa over hanging cliff.

2.     Garis kontur tidak akan bertemu dengan garis kontur yang mempunyai nilai ketinggian yang berlainan.

3.     Garis kontur akan renggang jika topografi landai dan akan rapat jika topografi curam.

4.     Garis kontur menutup, menunjukkan naik ke arah dalam, kecuali garis kontur bergigi menunjukkan depresi.

5.     Garis kontur yang memotong lembah/sungai akan meruncing ke hulu.

6.     Garis kontur harus digambarkan hingga batas tepi peta.

 

Menentukan titik ketinggian :

a.          Pada indeks kontur langsung diketahui.

b.         Pada intermediate kontur dihitung dari indeks kontur dengan memperlihatkan interval kontur.

c.          Diantara intermediate kontur dengan cara interpolasi.

Misal         : Tinggi titik         = x

= 150 + (3/4 x 25)

= 168 meter

d.         Titik triangulasi.

 

Quadrangle System Peta Topografi di Indonesia

 

Indonesia mempunyai luas + 2.800.000 km2 dan terletak pada 6oLU – 11oLS dan 95oBT – 140oBT. Dalam pembuatan peta topografinya, dimana untuk memudahkan penyusunan registrasinya, maka Indonesia dilakukan sistem Quadrangle. Adapun sistem quadrangle di Indonesia ada dua macam, yaitu  Sistem lama dan Sistem Baru, perbedaannya adalah pada perbandingan luas peta, notasi dan pembagian derajat bujurnya.

1.  Quadrangle Peta Sistem Lama

-         Pembagian kotak-kotak dengan luas 20’ X 20’

-         Titik 0o bujur di Jakarta, titik 0o Lintang Equator

-         Penomoran garis-garis lintang dengan angka romawi, sedang penomoran garis bujur dengan angka Romawi.

Contoh :        No. lembar peta 45/XXI

                      Berskala 1 : 100.000

                 -    No. lembar peta 45/XXI-A

                      Berskala 1 : 50.000

                 -    No. lembar peta 45/XXI-c

                      Berskala 1 : 25.000

                      Luasnya + 9 x 9 km2.

2.  Quadrangle Peta Sistem Baru

Perhatikan perubahan angka vertikal maupun horisontal.

-          Pembagian kotak-kotak 30’ X 20’

-          Titik 0o Lintang pada Equator

-          Titik 0o Bujur di Greenwich.

Contoh :   -      Peta dengan No. 1550

                 Berskala 1 : 100.000

                 -    Peta dengan No. 1550-I

                      Berskala 1 : 50.000

 

 

Profil Topografi (Penampang Topografi)

 

Untuk mengetahui kenampakan morfologi dan kenampakan struktur geologi pada suatu daerah, maka diperlukan suatu penampang tegak atau profil (section). Penampang tegak atau sayatan tegak adalah gambaran yang memperlihatkan profil atau bentuk dari permukaan bumi. Profil ini diperoleh dari line of section yang telah ditentukan lebih dulu pada peta topografi, misalnya A – A’ atau B – B’.

 

Skala pada profil :

a.     Skala normal (nature scale) : yaitu skala vertikal diperbesar sama dengan skala horisontal.

b.     Skala perbesaran (exaggerated) : yaitu skala vertikal diperbesar lebih besar dari skala horisontal.

 

Persyaratan pembuatan profil :

Profil line/topographic line yaitu garis potong antara permukaan bumi dengan bidang vertikal.

Base line letaknya mendatar dipilih pada jarak tertentu di daerah profil line, dimana tinggi base line tergantung kebutuhan. Seringkali dipilih 0 meter sesuai ketinggian permukaan air laut. Pada base line terletak jarak mendatar sesuai dengan jarak horisontal.

End line/garis samping dikiri dan kanan tegak lurus base line. Disini tertera angka ketinggian sesuai interval kontur.

 

Guna peta Topografi dalam Geologi :

Secara khusus peta topografi digunakan untuk merekam segala data geologi, misalnya :

-         penyebaran batuan

-         struktur geologi

-         morfologi suatu daerah dan sebagainya

selain itu juga untuk memudahkan rekonstruksi genesa, cara terjadinya dan konfigurasi aspek-aspek geologis di atas.

 BACA JUGA YA SERI   1  2  3  4  5  6  7  8  9  10  11


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel